Pohon Pinang Tak Laku untuk 17 Agustus



<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a59ecd1b' border='0' alt='' /></a>



 Pohon Pinang Tak Laku untuk 17 Agustus

Jakarta - Sudah dua kali Hari Kemerdekaan RI, Abdullah selalu tekor. Pohon pinang yang dijualnya tidak juga laku karena Hari Kemerdekaan bertepatan dengan Bulan Ramadan. Abdullah pun gigit jari.



"Belum ada yang laku (jualannya). Dari awal puasa sampai sekarang belum ada yang laku," ujar Abdullah saat ditemui sedang berjualan di pinggir Jl Manggarai Utara, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2011).



Abdullah menuturkan, dirinya berjualan 7 buah pohon pinang pada tahun ini, tapi belum ada yang laku. Padahal 2 tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, dia selalu berhasil menjual 10 buah pohon pinang dengan harga Rp 900 ribu per pohon.



"Harga Rp 900 ribu sudah bisa dipakai untuk panjat pinang. Tingginya 10 meter, barangnya dari Serang dan Banten. Bisa diantar dan dibawa sendiri," terang pria yang sudah 20 tahun berjualan pohon pinang ini.



Pria berusia 72 tahun ini berjualan pohon pinang dengan mengeluarkan modal Rp 700 ribu lalu dijual kembali Rp 900 ribu. Dia berharap ada langganan setia yang akan membeli pohon pinang ini.



Karena tahun kemarin pohon pinang tidak laku, penjual lainnya enggan berjualan pohon untuk menyemarakkan Hari Kemerdekaan itu. Hingga kini, hanya Abdullah saja yang masih setia berjualan pohon pinang.



"Biasanya dari ujung ke ujung ramai orang pada jualan pohon pinang," kata Abdullah yang sehari-hari berjualan kerajinan bambu ini.

Popular posts from this blog

408 cheytac vs 50 bmg

Suddenly an unconscious Argentinean fell through my roof. He was quickly joined by a dwarf dressed as a nun.